Kemdikbud Siapkan Skenario Belajar dari Rumah Hingga Akhir 2020


PEMERINTAH melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyiapkan beberapa skenario terkait perpanjangan Belajar Dari Rumah sampai akhir tahun 2020 akibat mewabahnya covid-19.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid menjelaskan hal ini sebagai antisipasi wabah virus corona (Covid-19) yang sedang pandemi. “Saya sampaikan. Skenario BDR (Belajar dari Rumah) akan terus berlangsung sampai pemerintah mencabut keadaan darurat Covid-19 ” tegasnya.

Nadiem Makarim - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dia menjelaskan skenario pertama adalah jika covid-19 berakhir akhir Juni, maka siswa masuk sekolah tahun pelajaran baru minggu ke 3 Juli 2020. Sedangkan skenario 2: Jika covid berlangsung sampai September, siswa BDR sampai September 2020. Selebihnya masuk sekolah skenario 3: Jika covid sampai akhir tahun, maka semua siswa BDR selama satu semester penuh.

Kemdikbud Siapkan Skenario Belajar dari Rumah Hingga Akhir 2020


Tahun Ajaran Baru

Jika kegiatan belajar mengajar di rumah diperpanjang hingga akhir tahun, maka harus ada penyesuaian kembali berkenaan dengan tahun ajaran baru. Kemendikbud akan membuat penyesuaian agar tiap sekolah dapat menjalankan KBM di masa tahun ajaran baru.

Mengacu pada kalender pendidikan, Tahun Ajaran 2020/2021 mulai pada Juli 2020 sampai Juni 2021 setelah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) usai dilaksanakan.

Menurut Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020, dinas pendidikan dan sekolah harus menyiapkan PPDB di wilayahnya yang mengikuti protokol kesehatan. Orang tua dan siswa tidak boleh berkumpul secara fisik di sekolah. Dengan kata lain PPDB dianjurkan dilakukan daring.

Sekadar informasi sebanyak 97,6 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh. Sisanya sebanyak 2,4 persen belum melakukan karena daerahnya tidak terjangkit corona atau tidak memiliki perangkat pendukung.
 
Dari jumlah 97,6 persen tersebut, sebanyak 54 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh sepenuhnya, yakni guru dan siswa mengajar dan belajar dari rumah.

“Gurunya masih mengajar dari sekolah, tapi muridnya di rumah. Karena ada beberapa daerah yang masih mewajibkan guru-guru datang ke sekolah, secara piket bergantian,” ucap Hamid.

Sejauh ini, Kemendikbud sudah membuat beberapa program seperti Rumah Belajar sampai Belajar dari Rumah di TVRI dan RRI untuk mendukung proses belajar. Program untuk siswa berkebutuhan khusus masih dirancang.

Untuk siswa SMK yang seharusnya sudah menjalani kerja praktik namun tak bisa dilakukan secara langsung maupun via internet. “Karena kita harus bicara dulu dengan industri dan yayasan-yayasan yang menangani anak berkebutuhan khusus,” kata Hamid. 

Sumber : krjogja.com